Semangat Bandung dan Mimpi Viking

INILAH.COM, Bandung - Viking Persib Fans Club kemarin memperingati hari jadinya yang ke-19. Seperti biasa, acara peringatan ditandai dengan prosesi memandikan Patung Ajat (Patung Sepak Bola) di Monumen Persib, Jalan Tamblong, Kota Bandung.

Sementara acara puncaknya dimeriahkan dengan panggung hiburan terbuka yang digelar tadi malam di kawasan Babakan Siliwangi.

Sekitar 1.000 bobotoh bertepuk tangan ketika Heru Joko, orang nomor satu di komunitas pendukung Persib Bandung, berdiri di podium. Lalu terdengar gemuruh nyanyian ‘lagu kebangsaan’ Padamu Persib – gubahan dari lagu Padamu Negeri. “Alhamdulillah, kalian dan kita semua keren,” sapa Heru.

Apanya yang keren? Yang dia maksudkan adalah bahwa semua bobotoh tetap mencintai Persib dan tak seorang pun yang berhenti mendukung Persib. Tidak lebih dari itu. Faktanya memang tahun ini tidak ada yang lebih dari itu yang layak dirayakan.

Pekan lalu Persib Bandung menutup musim ISL 2011-2012 dengan kekalahan 0-1 atas Sriwijaya FC, sehingga hanya bisa menempati peringkat ke-8. Beberapa waktu sebelumnya, Viking juga dirundung duka yang amat mendalam. Salah seorang anggotanya, Rangga, tewas dalam insiden tragis di Gelora Bung Karno, Jakarta, ketika Persib main tandang lawan Persija Jakarta.
Suasana duka masih terasa menyelimuti peringatan HUT yang ke-19 tersebut. Sampai kapan kematian Rangga akan terus diingat? Tak seorang pun tahu. Tapi tak sepatutnya para Vikers melupakannya.

Para pentolan Viking harus memanfaatkan suasana keprihatinan ini sebagai momentum untuk mengubah para bobotoh menjadi sebuah komunitas yang lebih dewasa, bijak, bertanggung jawab, dan produktif.

Untuk eksistensi sebuah komunitas, 19 tahun merupakan usia matang dan dewasa. Di dunia ini, kecuali di negara-negara maju, tidak banyak fans club sebuah cabang olahraga yang mampu eksis sampai belasan tahun. Ini prestasi keren yang ditorehkan Viking Persib Fans Club.

Viking juga dianugerahi sumber daya manusia yang amat besar. Dengan anggota resmi berjumlah di atas 70.000 bobotoh, yang tersebar di banyak pelosok Tanah Air dan di sejumlah kota mancanegara, Viking bisa dikategorikan sebagai salah satu komunitas suporter olahraga terbesar di dunia. Itu melebihi jumlah pendukung Real Madrid, klub sepak bola terkaya kedua di dunia setelah Manchester United.

Dengan aset SDM sebesar itu, Viking berhak untuk punya mimpi besar. Bagi sebuah komunitas seperkasa Viking, bukan saatnya lagi untuk berperilaku kekanak-kanakan seperti yang terjadi selama ini. Memimpikan Persib menjadi juara --minimal di tingkat nasional dan regional seperti yang pernah dicapai di masa lalu– bukanlah mimpi besar. Itu mimpi anak-anak. Lagi pula mimpi tersebut mustahil bisa diwujudkan dengan cara-cara seperti yang selama ini dipertontonkan.

Sah-sah saja para bobotoh mengekspresikan rasa cintanya pada Persib dengan berbagai tingkah dan bahasa, manakala tim kesayangan mereka bertanding. Tapi, mencintai Persib tidak cukup dengan semangat semata. Persib butuh lebih dari itu.

Kini, memasuki usia 20 tahun, saatnya bagi para dedengkot Viking untuk memikirkan langkah-langkah besar guna meraih mimpi besar. Sudah waktunya belajar tentang, misalnya, bagaimana para socis membangun klub-klub raksasa di Spanyol.

Ingat, Bandung adalah kota yang tepat untuk bermimpi besar. Mimpi tentang kemerdekaan bagi segala bangsa pun di dunia bermula di sini. Viking mewarisi semangat Bandung. Selamat Ulang Tahun.


Categories: , , Share





Leave a Reply